Ngawi | Journalist Society
Tepat pada 30 Maret 1950 merupakan hari pertama pengambilan gambar film Darah dan Doa atau Long March of Siliwangi yang disutradarai oleh orang Indonesia asli, yakni Usmar Ismail dengan perusahaan filmnya sendiri yang bernama Perfini (Perusahaan Film Indonesia). Namun peresmian tanggal 30 Maret untuk peringatan hari Film Indonesia tidak langsung berjalan mulus, ketetapan tersebut sempat dapat perlawanan dari golongan kiri dan PKI (Partai Komunis Indonesia).
Pada 1964, golongan kiri membentuk PAPFIAS (Panitia Aksi Pemboikotan Film Imperialis Amerika Serikat) pada 30 April 1964. Mereka tidak mengakui tanggal 30 Maret 1950 yang ditetapkan sebagai Hari Film Nasional karena menganggap film Usmar Ismail tidak nasionalis. Mereka menuntut 30 April 1964 yang dijadikan sebagai Hari Film Nasional, saat berdirinya PAPFIAS. Kemudian pada 1966 terjadi peristiwa Gestapu, PKI dan golongan kiri yang dianggap sebagai biang keladi peristiwa ini akhirnya dihabisi. Artinya wacana penggantian tanggal Hari Film Nasional ikut lenyap dan tanggal 30 Maret 1950 tetap diakui sebagai lahirnya Hari Film Nasional sampai saat ini.